Seiring berkembangnya teknologi, aktivitas online pun semakin beragam. Kegiatan perbankan, belanja, pekerjaan, hingga aktivitas pribadi lainnya dapat dilakukan secara digital. Hal ini menyebabkan informasi pribadi dan data-data penting rentan terhadap serangan siber atau cyber attack. Inilah mengapa cyber security atau pertahanan siber menjadi sangat penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai pengertian cyber security, tipe-tipenya, ancaman yang ada, mitos yang perlu diluruskan, dan perangkat apa saja yang sering menjadi target serangan siber.
Apa Itu Cyber Security?
Cyber security atau pertahanan siber adalah suatu upaya untuk melindungi sistem, jaringan dan program dari serangan digital. Tujuan utama cyber security adalah menjaga kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data, serta mencegah akses ilegal atau yang tidak sah ke data tersebut.
Ketika data sensitif seperti informasi pribadi atau keuangan dicuri atau disalahgunakan, tentu akan merugikan individu atau organisasi secara finansial maupun reputasi.
Mengapa Cyber Security Sangat Penting?
Dengan semakin meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital, ancaman terhadap data pun meningkat.
Banyak individu, organisasi, ataupun perusahaan yang menyimpan informasi sensitif yang harus dilindungi agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Selain itu, serangan siber tidak hanya merugikan dari sisi finansial saja, tetapi juga dapat mengancam keamanan nasional.
Beberapa alasan pentingnya cyber security adalah:
- Melindungi Data Pribadi dan Perusahaan mulai dari pencurian identitas hingga penipuan.
- Serangan siber atau cyber security dapat menyebabkan kerugian finansial yang cukup besar. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa gulung tikar akibat kerugian ini.
- Perusahaan yang gagal melindungi data pelanggannya akan kehilangan kepercayaan dan reputasi di mata publik.
- Infrastruktur penting yang terganggu karena serangan siber dapat mempengaruhi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat luas.
Tipe-Tipe Cyber Security
Untuk melindungi data dan sistem dari berbagai ancaman, ada beberapa tipe utama cyber security yang perlu diketahui:
1. Keamanan Jaringan (Network Security)
Keamanan jaringan berfokus pada perlindungan infrastruktur jaringan dari akses yang tidak sah.
Ini mencakup berbagai perangkat lunak dan perangkat keras seperti firewall, antivirus, dan sistem deteksi intrusi yang dirancang untuk menjaga keamanan jaringan.
2. Keamanan Aplikasi (Application Security)
Banyak serangan siber terjadi melalui celah atau bug pada aplikasi. Keamanan aplikasi bertujuan untuk memastikan bahwa setiap aplikasi telah diuji keamanannya sebelum digunakan oleh pengguna, termasuk memperbarui aplikasi secara berkala untuk menutup celah keamanan yang baru ditemukan.
3. Keamanan Informasi (Information Security)
Keamanan Informasi atau yang biasa dikenal sebagai InfoSec bertujuan untuk melindungi data dari modifikasi, penghancuran, atau pencurian. Keamanan ini tipe mencakup enkripsi data dan pengelolaan hak akses yang ketat.
4. Keamanan Seluler (Mobile Security)
Keamanan seluler bertujuan melindungi perangkat seluler, seperti smartphone dan tablet, dari beragam ancaman digital. Seiring meningkatnya penggunaan perangkat seluler untuk komunikasi, transaksi, pekerjaan, dan penyimpanan data sensitif, kebutuhan akan sistem keamanan yang handal semakin krusial.
Keamanan seluler berfokus pada perlindungan perangkat, aplikasi, data, dan jaringan seluler terhadap akses ilegal, malware, pencurian data, serta berbagai serangan lainnya.
5. Keamanan Cloud (Cloud Security)
Banyak organisasi yang menyimpan data di cloud atau layanan berbasis awan. Keamanan cloud berperan dalam memastikan bahwa data di dalam cloud tetap aman dari potensi ancaman.
Penyedia layanan cloud umumnya menyediakan beragam langkah keamanan, seperti enkripsi data dan pemantauan aktivitas.
6. Keamanan Infrastruktur Kritis (Critical Infrastructure Security)
Jenis keamanan ini berfokus pada perlindungan sistem yang dianggap penting bagi kelangsungan hidup masyarakat, seperti sistem pembangkit listrik, air, dan komunikasi.
Keamanan infrastruktur kritis melibatkan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta untuk melindungi aset-aset yang sangat penting ini.
7. Endpoint Security
Endpoint security adalah salah satu bagian penting dalam cyber security yang berfokus melindungi perangkat-perangkat yang terhubung ke jaringan.
Perangkat atau endpoint ini dapat berupa komputer, ponsel, tablet, server, dan berbagai perangkat yang terhubung dengan internet.
Setiap endpoint dapat menjadi titik masuk bagi peretas untuk mengakses jaringan, sehingga endpoint security bertujuan mencegah akses yang tidak sah dan aktivitas berbahaya.
Ancaman Cyber Security
Ada berbagai jenis ancaman yang sering dihadapi dalam dunia siber. Berikut adalah beberapa ancaman yang paling umum:
1. Malware
Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk menyusup, menyerang, menonaktifkan, mengganggu, dan merusak sistem serta jaringan komputer dari target. Beberapa contoh malware antara lain virus, worm, trojan, spyware, scareware, dan ransomware.
Malware dapat menyebar melalui email, lampiran yang terinfeksi, atau unduhan perangkat lunak yang tidak aman.
2. Phishing
Phishing adalah upaya penipuan di mana peretas menyamar sebagai pihak terpercaya, biasanya melalui email, pesan teks, atau media sosial, untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi.
Phishing sering kali menggunakan tautan atau lampiran palsu yang ketika diklik, akan meminta informasi atau mengunduh malware.
3. Ransomware
Ransomware adalah jenis malware yang mengunci atau mengenkripsi data korban dan meminta tebusan agar data tersebut dapat dibuka kembali.
Serangan ransomware dapat menyebabkan kehilangan data penting dan kerugian finansial yang besar, karena seringkali pelaku meminta tebusan yang mahal.
4. DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS terjadi ketika penyerang membanjiri jaringan atau server dengan lalu lintas palsu hingga menyebabkan sistem menjadi lambat atau tidak dapat diakses oleh pengguna.
Serangan ini sering kali digunakan untuk mengganggu bisnis atau organisasi dengan cara menurunkan kinerja situs web atau jaringan mereka, sehingga dapat menyebabkan kerugian besar terutama bagi bisnis yang bergantung pada layanan online.
5. Insider Threats (Ancaman dari Dalam)
Ancaman dari dalam terjadi ketika seseorang di dalam organisasi atau perusahaan, seperti karyawan, kontraktor, atau bahkan mantan karyawan yang memiliki akses ke data atau sistem perusahaan menyalahgunakan aksesnya untuk mencuri data atau merusak sistem.
Mereka bisa saja melakukan kebocoran data atau sabotase dan sering kali sulit dideteksi karena pelaku memiliki hak akses ke sistem yang mereka rusak atau data yang mereka curi.
6. Serangan Zero-Day (Zero-Day Attack)
Serangan ini memanfaatkan kerentanan yang baru ditemukan dalam perangkat lunak atau sistem sebelum ada perbaikan dari pengembang. Zero-day attack sangat sulit dicegah karena celah ini belum teridentifikasi.
Serangan zero-day dapat sangat merusak, terutama jika targetnya adalah aplikasi atau sistem yang banyak digunakan.
7. SQL Injection
SQL Injection adalah jenis serangan di mana penyerang memasukkan kode jahat ke dalam basis data melalui formulir input di situs web atau aplikasi.
Serangan ini memungkinkan penyerang untuk melihat, mengubah, atau bahkan menghapus data dalam database.
8. Man-in-the-Middle (MitM) Attack
Serangan Man-in-the-Middle terjadi ketika penyerang menyusup ke komunikasi antara dua pihak, misalnya antara pengguna dan situs web.
Dengan cara ini, penyerang dapat mencuri informasi yang dibagikan atau bahkan mengubah konten pesan yang dikirimkan.
Mitos Cyber Security
Ada beberapa mitos mengenai cyber security yang perlu diluruskan agar kita bisa lebih waspada dan bijak dalam menjaga keamanan data. Beberapa mitos tersebut antara lain:
1. Menggunakan Antivirus Sudah Cukup untuk Melindungi Sistem
Pada umumnya, seseorang berpikir bahwa antivirus merupakan satu-satunya solusi untuk melindungi dari ancaman siber.
Kenyataannya, antivirus hanya salah satu dari banyak lapisan keamanan. Kita tetap perlu waspada terhadap phishing, malware, dan menjaga praktik keamanan digital lainnya.
2. Perangkat Mac atau iOS Aman dari Serangan Siber
Memang benar bahwa serangan pada perangkat berbasis Windows lebih umum, namun perangkat Mac atau iOS juga rentan terhadap serangan.
Setiap perangkat yang terhubung ke jaringan internet tentu akan berpotensi menjadi target.
3. Jika Perangkat Saya Tidak Terhubung ke Internet, Maka Aman
Walaupun internet memperbesar risiko serangan, perangkat yang tidak terhubung pun masih bisa terinfeksi melalui perangkat eksternal seperti USB yang terkontaminasi.
4. Serangan Siber Hanya Menyerang Perusahaan Besar
Faktanya, perusahaan kecil dan individu justru sering menjadi target karena umumnya memiliki keamanan yang lebih lemah.
Serangan pada perusahaan kecil atau individu biasanya menggunakan teknik sederhana seperti phishing.
5. Password yang Kuat Sudah Cukup untuk Keamanan Data
Meskipun memiliki password yang kuat adalah langkah penting, namun sebaiknya dilengkapi dengan autentikasi dua faktor (two-factor authentication) untuk meningkatkan keamanan.
6. Hanya Situs HTTPS yang Aman
HTTPS memang lebih aman dibandingkan HTTP karena mengenkripsi data yang dikirim, tetapi bukan berarti semua situs HTTPS aman.
Peretas juga dapat membuat situs HTTPS palsu yang terlihat sah untuk menipu pengguna. Selalu periksa URL dan berhati-hatilah dengan informasi yang Anda masukkan ke dalam situs yang tidak dikenal.
7. Data Saya Tidak Akan Dicuri karena Tidak Penting
Data pribadi, apa pun bentuknya, memiliki nilai bagi peretas. Data kecil seperti nama, email, atau tanggal lahir bisa digunakan dalam teknik rekayasa sosial atau pencurian identitas.
Data ini juga bisa dijual atau dikumpulkan untuk digunakan dalam serangan di masa mendatang.
Perangkat Apa yang Biasanya Terkena Cyber Security?
Semua perangkat yang terhubung ke internet rentan terhadap serangan siber.
Namun, beberapa perangkat yang biasanya lebih sering menjadi target antara lain:
1. Komputer dan Laptop
Komputer adalah salah satu perangkat yang paling sering menjadi target karena banyak aktivitas digital dilakukan melalui perangkat ini, termasuk pekerjaan kantor dan penyimpanan data penting.
2. Ponsel Pintar (Smartphone)
Ponsel pintar sering menjadi target karena digunakan untuk berbagai hal, mulai dari berkomunikasi hingga transaksi keuangan. Banyak informasi pribadi yang tersimpan di dalamnya, sehingga menjadi sasaran empuk bagi peretas.
3. Tablet
Mirip dengan ponsel pintar, tablet juga rentan terhadap ancaman siber, terutama karena mereka digunakan untuk aktivitas seperti email, media sosial, dan aplikasi perbankan.
Aplikasi pihak ketiga yang diunduh dari sumber yang tidak resmi sering kali menjadi pintu masuk malware di perangkat ini.
4. Perangkat IoT (Internet of Things)
Perangkat IoT seperti kamera pengawas, lampu pintar, atau termostat pintar yang terhubung ke internet sering kali memiliki keamanan yang lemah.
Hal ini membuat perangkat-perangkat ini menjadi sasaran serangan siber yang bisa membahayakan privasi atau bahkan keselamatan pengguna.
5. Server Perusahaan
Server adalah tempat penyimpanan data dalam jumlah besar, sehingga menjadi sasaran utama peretas. Serangan pada server dapat mengganggu operasional perusahaan atau organisasi dan mengakibatkan kebocoran data dalam jumlah besar. Anda bisa baca artikel kami tentang Cara Supaya Terhindar dari Serangan Siber untuk Perusahaan
6. Perangkat Jaringan (Router dan Modem)
Router dan modem yang terhubung ke internet seringkali menjadi titik lemah dalam keamanan jaringan. Peretas dapat menyerang perangkat ini untuk mendapatkan akses ke seluruh jaringan.
7. Perangkat Wearable (Misalnya Smartwatch)
Smartwatch dan perangkat wearable lainnya semakin populer, terutama di bidang kesehatan. Perangkat ini sering kali menyimpan data pribadi dan kesehatan pengguna, yang bisa dimanfaatkan oleh peretas jika keamanan perangkat tidak kuat.
8. Perangkat Penyimpanan Eksternal
Perangkat penyimpanan eksternal, seperti USB flash drive atau hard drive eksternal, sering kali digunakan untuk menyimpan atau memindahkan data. Jika perangkat ini terinfeksi malware, data yang tersimpan bisa disusupi atau merusak perangkat lain yang terhubung.
9. Printer
Printer dan perangkat pendukung lain yang terhubung ke jaringan juga bisa menjadi titik masuk bagi peretas. Serangan ini sering kali digunakan untuk mengakses jaringan perusahaan atau mencuri dokumen yang dicetak.
Kesimpulan
Cyber security atau keamanan siber adalah hal yang sangat penting di era digital saat ini. Keamanan siber bertujuan untuk melindungi sistem, jaringan, dan data dari serangan yang dapat merugikan, baik bagi individu maupun organisasi.
Serangan siber tidak hanya mengancam kerahasiaan data pribadi dan perusahaan tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar, merusak reputasi, serta membahayakan keamanan nasional jika infrastruktur kritis menjadi target.
Mulai dari individu hingga organisasi atau perusahaan besar, setiap pihak harus menyadari risiko dan ancaman yang ada.